Etiologi
Priapismus dibedakan menjadi 2 berdasarkan etiologinya yaitu : priapismus primer/idiopatik dan priapismus sekunder. Priapismus sekunder dapat disebabkan oleh :
- Kelainan pembekuan darah ( anemia bulan sabit, leukemia, emboli lemak)
- Trauma Genitalia
- Gangguan neurogen (pada waktu menjalani anestesi regional atau pada penderita paraplegia)
- Penyakit keganasan
- Pemakaian obat - obat tertentu dan zat kimia tertentu (alkohol, psikotropik, dan antihipertensi)
- Pasca injeksi intrakavernosa dengan zat vasoaktif
Penggolongan
Penyebab dari ereksi penis yang berkepanjangan dapat terjadi karena :
- gangguan mekanisme outflow (vena - oklusi) sehingga darah tidak dapat keluar dari jaringan erektil
- peningkatan inflow aliran darah arteriel yang masuk ke jaringan erektil
Nah, karena penyebab priapismus adalah 2 hal di atas, maka secara hemodinamik priapismus dapat dibagi menjadi :
- Priapismus tipe veno oklusif / low flow
- Priapismus tipe arteriel / high flow
Keduanya dapat dibedakan dengan memperhatikan gambaran klinis, laboratorium, dan pemeriksaan pencitraan dgn arteriografi atau USG Color Doppler.
Priapismus jenis iskemik ditandai dengan adanya iskemia atau anoksia pada otot polos kavernosa. Semakin lama ereksi, iskemia semakin berat, dan setelah 3-4 jam, ereksi dirasakan sangat sakit. Setelah 12 jam dapat terjadi edema interstisial dan kerusakan endotelium sinusoid. Nekrosis otot polos kavernosa terjadi setelah 24 - 48 jam. Setelah 48 jam maka terjadi pembekuan darah dalam kaverne, destruksi endotel sehingga jaringan - jaringan trabekel kehilangan daya elastisitasnya.
Jika tidak diterapi, detumesensi terjadi setelah 2 - 4 minggu dan otot polos yang mengalami nekrosis diganti oleh jaringan fibrosa sehingga kehilangan kemampuan untuk mempertahankan ereksi maksimal
Priapismus jenis non iskemik paling banyak terjadi setelah terjadinya trauma pada daerah perineum atau setelah operasi rekonstruksi arteri pada disfungsi arteri. Prognosisnya lebih baik daripada jenis iskemik dan ereksi dapat kembali seperti sediakala.
Priapismus iskemik : terjadi pada saat tidur, mula - mula ringan menjadi saat nyeri, penis menjadi sangat tegang, darah kavernosa menjadi hitam, pO2 < 30 mm Hg, pCO2 > 80 mmHg, pH < 7,25, color doppler tidak ada aliran darah, arteriografi : pembuluh darah utuh.
Priapismus Non Iskemik : terjadi setelah trauma, nyeri dirasa ringan sampai sedang, ketegangan penis ringan sampai sedang, warna darah merah, pO2 > 50 mmHg, pCO2 < 50 mmHg, pH > 7,5, color doppler ada aliran dan fistula, arteriografi ada malformasi arterio-vena
Diagnosis
Pada pemeriksaan lokal didapatkan batang penis yang tegang tanpa diikuti oleh ketegangan pada glans penis. USG Doppler yang dapat mendeteksi adanya pulsasi arteri kavernosa dan analisis gas darah yang diambil intrakavernosa dapat membedakan priampismus jenis iskemik atau non iskemik.
Terapi
Prinsip terapi pada priapismus adalah secepat mungkin mengembalikan aliran darah pada korpora kavernosa yang dicapai dengan cara medikamentosa maupun operatif. Sebelum tindakan agresif pasien diminta untuk melompat - lompat dengan harapan terjadi diversi aliran darah dari kavernosa ke otot gluteus.
Pemberian kompres air es pada penis atau enema larutan garam fisiologis dingin dapat merangsang aktivitas saraf simpatik sehingga memperbaiki aliran darah ke kavernosa. Pemberian hidrasi yang baik dan anestesi regional pada beberapa kasus dapat menolong. Jika tindakan di atas tidak berhasil maka dapat dilakukan beberapa langkah berikut :
- Aspirasi dan irigasi intrakavernosa : Aspirasi darah kavernosa diindikasikan pada priapismus non iskemik atau priapismus iskemik yang masih baru saja terjadi. Priapismus iskemik derajat berat yang sudah terjadi beberapa hari tidak memberikan respon terhadap aspirasi aspirasi dan irigasi obat ke dalam intrakavernosa; untuk itu perlu dilakukan tindakan operasi. Aspirasi dikerjakan dengan memakai jarum scalp vein no 21. Aspirasi sebanyak 10 - 10 ml darah intrakavernosa, kemudian dilakukan instilasi 10 - 20 mikrogram epinefrin yang dilarutkan dalam 1 ml larutan NaCl tiap 5 menit sampai penis mengalami detumesensi. Jika dilakukan sebelum 24 jam setelah serangan, hampir semua kasus dapat sembuh dengan cara ini.
- Jalan pintas (shunting) keluar dari korpora kavernosa Tindakan ini harus dipikirkan untuk mencegah timbulnya sindroma kompartemen yang dapat menekan arteria kavernosa dan berakibat iskemia korpora kavernosa.
- Beberapa tindakan pintas itu adalah (1) pintas korpora-granular sesuai yang dianjurkan oleh Winter atau Al Ghorab, (2) pintas korpora-spongiosum, dan (3) pintas safeno-kavernosum dengan membuat anastomosis antara korpus kavernosum dengan safena magna.
Winter Procedure
Pintas Korpora-Spongiosum
Anastomosis Kavernosa-Vena Safena Magna
No comments:
Post a Comment