Tumor Kandung Kemih

Friday, June 24, 2011
Tumor kandung kemih merupakan 2 % dari seluruh keganasan yang ada dan menempati urutan nomor dua keganasan terbanyak pada sistem urogenitalia. Lebih banyak menyerang pria daripada wanita dengan perbandingan 2 : 1.

Karsinoma Buli - Buli

Cystoscopy : Superficial Bladder Cancer

Penyebab dan Faktor Resiko Keganasan Kandung Kemih :
  • Pekerjaan : biasanya paling banyak yang terkena adalah para pekerja industri bahan - bahan kimia (yang paling banyak adalah industri cat), laboratorium, pabrik korek api, tekstil, pabrik penyamakan kulit, dan juga salon atau tukang cukur rambut yang sering terpapar oleh bahan karsinogenik (bahan pencetus t: reerjadinya kanker)
  • Perokok  : resiko untuk terkena adalah sekitar 2 - 6 kali lebih tinggi dibandingkan bukan perokok, ini disebabkan karena rokok mengandung zat - zat karsinogenik berupa amin aromati dan nitrosamin.
  • Infeksi saluran kemih : biasanya adalah infeksi cacing dengan spesies sejenis schistosoma, infeksi bakterial yang kronis oleh kuman E Coli dan Proteus dapat memicu keganasan karena bakteri - bakteri tesebut mengeluarkan senyawa Nitrosamin.
  • Kopi (kopi bersifat iritatif terhadap lapisan mukosa kandung kemih), pemanis buatan (sakarin dan siklamat) dan obat - obatan (siklofosfamid yang diberikan ke dalam buli - buli, opium serta obat anti TBC yang bernama Isoniazid)
Bentuk Tumor dan Perjalanan Penyakit

Tumor buli - buli dapat berbentuk papiler, tumor invasif, (in situ), noduler (infiltratif), atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif
Karsinoma buli - buli yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama - kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot, dan lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar.
Di samping itu tumor dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran sel - sel kanker secara limfogen menuju kelenjar limfe perivesika, obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis, sedangkan penyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru - paru dan tulang.

Jenis Histopatologi

Sebagian besar (kurang lebih 90%) tumor buli - buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi pada saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior; sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa (10%) dan adenokarsinoma (2%)

Adenokarsinoma
Terdapat 3 grup adenokarsinoma pada buli - buli, di antaranya adalah:
1. Primer terdapat di buli - buli dan biasanya terletak di dasar dan pada fundus buli - buli. Pada beberapa kasus seperti sistitis glandularis kronis dan ekstrofia vesika pada perjalanan selanjutnya dapat menyebabkan terjadinya adenokarsinoma buli - buli.

2. Urakhus persisten (yaitu merupakan sisa duktus urakhus) yang mengalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma

3. Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain seperti : prostat, rektum, ovarium, lambung, mamma, dan endometrium

Prognosis adenokarsinoma buli - buli sangat jelek

Karsinoma sel skuamosa
Terjadi karena  adanya rangsangan kronis pada buli - buli sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi ganas. Rangsangan kronis itu dapat terjadi karena infeksi saluran kemih kronis, batu buli - buli kronis, kateter yang lama terpasang, infeksi cacing jenis schistosoma pada buli - buli dan pemakaian obat - obatan siklofosfamid secara intravesika.

Gambaran / Gejala - Gejala Klinis
Jika terdapat adanya tanda - tanda  di bawah ini :
TERDAPAT HEMATURIA (KENCING DGN DARAH) TANPA DISERTAI NYERI (PAINLESS), KAMBUHAN (INTERMITEN), DAN TERJADI PADA SELURUH PROSES MIKSI/KENCING.

Stadium Tumor Buli - Buli

 Pada stadium Tis - T1 tumor dapat dilakukan tindakan endourologi, yaitu transuretral resection of bladder tumor dan terapi adjuvan seperti kemoterapi.

Pada tumor dengan stadium T2 - T4 yang bersifat muscle invasif maka terapi bertujuan untuk mencegah  agresifisitas tumor lokal dan mencegah metastasis
Stadium Tumor Buli - Buli/Kandung Kemih
Transuretral Resection of Bladder Tumor
Laboratorium : Darah rutin (wajib), selain urin rutin diperiksa juga sitologi  urin, antigen permukaan sel, dan flow cytometri untuk menentukan adanya kelainan kromosom sel - sel urotelium.

Pencitraan : IVU dapat mendeteksi adanya tumor buli - buli  berupa filling defect  dan mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di ureter atau pielum. Didapatkan hidroureter atau hidronephrosis merupakan tanda infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.

Terapi
Tindakan yang pertama kali dilakukan adalah reseksi buli - buli transuretra atau TUR buli - buli. Pada tindakan ini dapat ditentukan luas infiltrasi tumor. Untuk terapi selanjutnya tergantung kepada stadiumnya yaitu
  1. Tidak memerlukan terapi lanjutan tetapi mendapatkan pengawasan yang ketat atau wait and see
  2.  Instilasi intravesika  dengan obat - obat seperti Mitomicin C, BCG, 5-Fluorouracil, Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan interferon
  3. Sistektomi radikal, parsial, atau total : untuk ini dilanjutkan dengan Diversi Urin (pembahasan khusus)
  4. Radiasi eksterna
  5. Terapi ajuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen Sisplatinum - Metotreksat (MTX)-Vinblastin (CMV) atau regimen Metotreksat - Vinblastin - Doksorubisin - Sisplatinum (MVAC)

Sumber : Smith Urology, Campbell Urology, Dasar - Dasar Urologi (Basuki B. Purnomo)

No comments:

Post a Comment