Showing posts with label Kelainan Penis dan Uretra. Show all posts
Showing posts with label Kelainan Penis dan Uretra. Show all posts

Parafimosis

Thursday, April 15, 2010
Parafimosis adalah suatu keadaan di mana prepusium penis  yang diretraksi sampai pada batas sulkus koronarius/di belakang sulkus koronarius tidak  dapat dikembalikan pada keadaan semula sehingga menimbulkan jeratan penis di belakang sulkus koronarius.

Menarik / retraksi preputium ini ke bagian proksimal biasanya dilakukan  pada saat bersenggama atau masturbasi atau dapat juga sehabis pemasangan kateter. Jika preputium tidak dapat dikembalikan dengan cepat  ke tempatnya maka dapat menimbulkan gangguan aliran balik vena superfisial sedangkan aliran  arteri tetap berjalan normal. Akibat hal ini maka akan terjadi edema gland penis dan dirasakan nyeri. Apabila dibiarkan maka bagian penis di sebelah distal jeratan makin membengkak  sehingga bisa menimbulkan nekrosis/kematian jaringan penis apabila dibiarkan .

Tindakan 


Diusahakan supaya prepusium dikembalikan secara manual melalui tehnik memijat glans selama 3 - 5 menit diharapkan edema berkurang dan secara perlahan - lahan prepusium  dikembalikan pada tempatnya. Bila usaha ini tidak sukses, dapat dilakukan dorsum insisi pada  jeratan sehingga prepusium dapat dikembalikan pada posisi normalnya. Setelah  edema  dan proses inflamasi  menghilang pasien sebaiknya menjalani proses sirkumsisi.

Priapismus

Wednesday, March 31, 2010
Priapismus adalah suatu keadaan di mana terjadi ereksi penis  yang berkepanjangan  tanpa diikuti hasrat seksual dan disertai dengan rasa nyeri. Priapismus berasal dari kata  Yunani Priapus yaitu nama dewa kejantanan pada era Yunani Kuno.

Etiologi

Priapismus dibedakan menjadi 2 berdasarkan etiologinya yaitu : priapismus primer/idiopatik dan priapismus sekunder. Priapismus sekunder dapat disebabkan oleh :

  1. Kelainan pembekuan darah ( anemia bulan sabit, leukemia, emboli lemak)
  2. Trauma Genitalia
  3. Gangguan neurogen (pada waktu menjalani anestesi regional atau pada penderita paraplegia)
  4. Penyakit keganasan
  5. Pemakaian obat - obat tertentu dan zat kimia tertentu (alkohol, psikotropik, dan antihipertensi)
  6. Pasca injeksi intrakavernosa dengan zat vasoaktif
Penggolongan

Penyebab dari ereksi penis yang berkepanjangan dapat terjadi karena :
  •  gangguan mekanisme outflow  (vena - oklusi) sehingga darah  tidak dapat keluar dari jaringan erektil 
  •  peningkatan inflow  aliran darah arteriel  yang masuk ke jaringan erektil
Nah, karena penyebab priapismus adalah 2 hal di atas, maka secara hemodinamik priapismus dapat dibagi menjadi :
  • Priapismus tipe  veno oklusif / low flow
  • Priapismus tipe arteriel / high flow
Keduanya dapat dibedakan dengan memperhatikan  gambaran klinis, laboratorium, dan pemeriksaan pencitraan  dgn arteriografi atau USG Color Doppler.
Priapismus  jenis iskemik ditandai dengan adanya iskemia atau anoksia pada otot polos kavernosa. Semakin lama ereksi, iskemia semakin berat, dan setelah 3-4 jam, ereksi dirasakan sangat sakit. Setelah 12 jam dapat terjadi edema interstisial dan kerusakan endotelium sinusoid. Nekrosis otot polos kavernosa terjadi setelah  24 - 48 jam. Setelah 48 jam maka terjadi  pembekuan darah dalam kaverne, destruksi endotel sehingga jaringan - jaringan  trabekel kehilangan daya elastisitasnya.
Jika tidak diterapi, detumesensi terjadi setelah 2 - 4 minggu dan otot polos yang mengalami nekrosis diganti oleh jaringan fibrosa sehingga kehilangan kemampuan untuk mempertahankan ereksi maksimal
Priapismus jenis non iskemik  paling banyak terjadi setelah terjadinya trauma  pada daerah perineum atau setelah  operasi rekonstruksi arteri pada disfungsi arteri. Prognosisnya lebih baik  daripada jenis iskemik dan ereksi dapat kembali seperti sediakala.

Priapismus iskemik : terjadi pada saat tidur, mula - mula ringan menjadi saat nyeri, penis menjadi sangat tegang, darah kavernosa menjadi hitam, pO2 < 30 mm Hg, pCO2 > 80 mmHg, pH < 7,25, color doppler tidak ada aliran darah, arteriografi : pembuluh darah utuh.

Priapismus Non Iskemik : terjadi setelah trauma, nyeri dirasa ringan sampai sedang, ketegangan penis ringan sampai sedang, warna darah merah, pO2 > 50 mmHg, pCO2 < 50 mmHg, pH > 7,5, color doppler ada aliran dan fistula, arteriografi ada malformasi arterio-vena

Diagnosis

Pada pemeriksaan lokal didapatkan  batang penis yang tegang  tanpa diikuti  oleh ketegangan pada glans penis. USG Doppler yang dapat mendeteksi adanya pulsasi arteri kavernosa dan analisis gas darah yang diambil intrakavernosa dapat membedakan priampismus jenis iskemik atau non iskemik.

Terapi

Prinsip terapi pada priapismus  adalah secepat mungkin  mengembalikan aliran darah pada korpora kavernosa yang dicapai dengan cara medikamentosa maupun operatif. Sebelum  tindakan agresif pasien diminta untuk melompat - lompat  dengan harapan terjadi diversi aliran darah dari kavernosa ke otot gluteus.

Pemberian kompres air es pada penis  atau enema larutan  garam fisiologis dingin dapat merangsang  aktivitas saraf simpatik  sehingga memperbaiki aliran darah ke kavernosa. Pemberian hidrasi  yang baik dan anestesi regional pada beberapa kasus  dapat menolong. Jika tindakan di atas tidak berhasil maka dapat dilakukan beberapa langkah berikut :
    • Aspirasi dan irigasi intrakavernosa : Aspirasi darah kavernosa  diindikasikan  pada priapismus non iskemik atau priapismus iskemik yang masih baru saja terjadi. Priapismus  iskemik derajat berat yang sudah terjadi  beberapa hari  tidak memberikan respon  terhadap aspirasi aspirasi dan irigasi obat ke dalam intrakavernosa; untuk itu perlu dilakukan tindakan operasi. Aspirasi  dikerjakan dengan memakai jarum scalp vein no 21. Aspirasi  sebanyak 10 - 10 ml darah intrakavernosa, kemudian dilakukan  instilasi 10 - 20 mikrogram  epinefrin yang dilarutkan dalam 1 ml  larutan NaCl tiap  5 menit sampai penis mengalami detumesensi. Jika dilakukan sebelum 24 jam  setelah serangan, hampir semua kasus dapat sembuh dengan cara ini.
    • Jalan pintas (shunting) keluar  dari korpora  kavernosa Tindakan  ini harus dipikirkan untuk mencegah timbulnya sindroma  kompartemen yang dapat  menekan  arteria kavernosa dan berakibat iskemia korpora kavernosa.
    • Beberapa tindakan pintas itu adalah (1) pintas korpora-granular sesuai yang dianjurkan oleh Winter atau Al Ghorab, (2) pintas korpora-spongiosum, dan (3) pintas safeno-kavernosum dengan membuat anastomosis antara korpus kavernosum dengan safena magna.
Winter Procedure

Pintas Korpora-Spongiosum


Anastomosis Kavernosa-Vena Safena Magna

Penyakit Peyronie/Peyronie Disease 2

Friday, March 19, 2010
Penjelasan treatment
Vitamin E 100 mg diminum 3 kali sehari setiap hari selama  4 bulan, antioksidan ini akan mencegah pembentukan plak. Beberapa penelitian mengatakan  tidak lebih efektif bila dibandingkan dengan plasebo
Verapamil Injection : tidak ada manfaatnya


Potassium Aminobenzoate

Potassium aminobenzoate adalah bagian dari vitamin B komplek dan dipercaya meningkatkan  aktivitas antifibrotik melalui peningkatan pengambilan oksigen pada jaringan. Zat ini disekresikan secara cepat di urine.
Regimen dari potasium aminobenzoat adalah 12 gram setiap hari, dibagi menjadi 6 dosisi dari 4 tablet 500 mg. Jumlah total tablet perhari adalah 24 (setiap bulan 720 tablet). Karena  masa terapi berkisar antara 6 - 12 bulan , pasien harus mengkonsumsi pil selama masa terapi dalam jumlah besar untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Selanjutnya obat dewanya adalah injeksi kortikosteroid

Kortikosteroid dapat menggunakan deksametason  dengan dosis 0,2 mg - 0,4 mg injeksi perplak setiap minggu selama 10 minggu, dan triamcinolone hexacetonide dalam dosis 2 mg diberikan satu kali setiap 6 minggu sebanyak 6 injeksi. Jarumnya pake yang kecil mas. Terapi ini sangat efektif sekali pada masa awal pembentukan plak

Penyakit Peyroni/Peyroni Disease

Thursday, March 18, 2010
Penyakit Peyronie adalah suatu keadaan dimana didapatkannya plak/indurasi pada jaringan tunika albuginea  korpus kavernosum penis yang dapat menyebabkan terjadinya angulasi/pembengkokan batang penis pada saat ereksi.

Gambaran Klinik
Pasien merasakan nyeri pada batang penis pada saat terjadinya ereksi, sedangkan pada saat tidak ereksi nyerinya berkurang. Karena nyeri ini maka kemampuan penetrasi penis ke vagina menjadi berkurang. Pada pemeriksaan terdapat jaringan yang teraba keras (fibrus) tunggal ataupun dapat berupa plak multipel pada tunika albuginea. Pada kasus yang terberat dapat teraba kalsifikasi sehingga dapat terlihat pada otot polos.

Etiologi
Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui dengan jelas. tetapi histopatologi plak itu mirip dengan vaskulitis pada kontraktur Dupuytren yang dapat disebabkan oleh reaksi imunologik. Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa ternyata pasien - pasien ini mengalami trauma pada penis yang berulang pada saat sanggama.

Terapi
Farmakoterapi : dapat diberikan tamoxifen 20 mg 2 kali sehari selama 6 minggu. Jika respon pengobatan cukup baik maka diteruskan sampai 6 bulan. Untuk mencegah aktivitas fibroblas dapat diberikan juga colchicine atau verapamil.
Jika terjadi nyeri yang berkepanjangan dapat diberikan analgetik (perhatikan lambung) dan vitamin E  200 mg 3 kali sehari.
Operasi : Indikasi operasi pada penyakit peyronie adalah deformitas penis yang dapat menganggu sanggama atau disfungsi ereksi akibat peyronie. Waktu operasi ditentukan jika penyakit telah stabil atau matang, antara lain :  tidak terdapat nyeri saat ereksi  dan kurvatura atau deformitas saat ereksi  sudah menetap atau stabil. Keadaan itu biasanya dicapai setelah 12 - 18 bulan  sejak awal timbulnya penyakit.

Banyak teknik operasi yang dikerjakan hingga kini, mulai dari yang sederhana eksisi plak kemudian tandur kulit  atau cara Nesbitt. Nesbit melakukan eksisi oval pada konveksitas tunika albuginea, dan selanjutnya defek yang terjadi dijahit dengan benang yang tidak diserap. Nah akibat paling buruknya adalah pasca  operasi terjadi pemendekan penis.