Priapismus

Wednesday, March 31, 2010
Priapismus adalah suatu keadaan di mana terjadi ereksi penis  yang berkepanjangan  tanpa diikuti hasrat seksual dan disertai dengan rasa nyeri. Priapismus berasal dari kata  Yunani Priapus yaitu nama dewa kejantanan pada era Yunani Kuno.

Etiologi

Priapismus dibedakan menjadi 2 berdasarkan etiologinya yaitu : priapismus primer/idiopatik dan priapismus sekunder. Priapismus sekunder dapat disebabkan oleh :

  1. Kelainan pembekuan darah ( anemia bulan sabit, leukemia, emboli lemak)
  2. Trauma Genitalia
  3. Gangguan neurogen (pada waktu menjalani anestesi regional atau pada penderita paraplegia)
  4. Penyakit keganasan
  5. Pemakaian obat - obat tertentu dan zat kimia tertentu (alkohol, psikotropik, dan antihipertensi)
  6. Pasca injeksi intrakavernosa dengan zat vasoaktif
Penggolongan

Penyebab dari ereksi penis yang berkepanjangan dapat terjadi karena :
  •  gangguan mekanisme outflow  (vena - oklusi) sehingga darah  tidak dapat keluar dari jaringan erektil 
  •  peningkatan inflow  aliran darah arteriel  yang masuk ke jaringan erektil
Nah, karena penyebab priapismus adalah 2 hal di atas, maka secara hemodinamik priapismus dapat dibagi menjadi :
  • Priapismus tipe  veno oklusif / low flow
  • Priapismus tipe arteriel / high flow
Keduanya dapat dibedakan dengan memperhatikan  gambaran klinis, laboratorium, dan pemeriksaan pencitraan  dgn arteriografi atau USG Color Doppler.
Priapismus  jenis iskemik ditandai dengan adanya iskemia atau anoksia pada otot polos kavernosa. Semakin lama ereksi, iskemia semakin berat, dan setelah 3-4 jam, ereksi dirasakan sangat sakit. Setelah 12 jam dapat terjadi edema interstisial dan kerusakan endotelium sinusoid. Nekrosis otot polos kavernosa terjadi setelah  24 - 48 jam. Setelah 48 jam maka terjadi  pembekuan darah dalam kaverne, destruksi endotel sehingga jaringan - jaringan  trabekel kehilangan daya elastisitasnya.
Jika tidak diterapi, detumesensi terjadi setelah 2 - 4 minggu dan otot polos yang mengalami nekrosis diganti oleh jaringan fibrosa sehingga kehilangan kemampuan untuk mempertahankan ereksi maksimal
Priapismus jenis non iskemik  paling banyak terjadi setelah terjadinya trauma  pada daerah perineum atau setelah  operasi rekonstruksi arteri pada disfungsi arteri. Prognosisnya lebih baik  daripada jenis iskemik dan ereksi dapat kembali seperti sediakala.

Priapismus iskemik : terjadi pada saat tidur, mula - mula ringan menjadi saat nyeri, penis menjadi sangat tegang, darah kavernosa menjadi hitam, pO2 < 30 mm Hg, pCO2 > 80 mmHg, pH < 7,25, color doppler tidak ada aliran darah, arteriografi : pembuluh darah utuh.

Priapismus Non Iskemik : terjadi setelah trauma, nyeri dirasa ringan sampai sedang, ketegangan penis ringan sampai sedang, warna darah merah, pO2 > 50 mmHg, pCO2 < 50 mmHg, pH > 7,5, color doppler ada aliran dan fistula, arteriografi ada malformasi arterio-vena

Diagnosis

Pada pemeriksaan lokal didapatkan  batang penis yang tegang  tanpa diikuti  oleh ketegangan pada glans penis. USG Doppler yang dapat mendeteksi adanya pulsasi arteri kavernosa dan analisis gas darah yang diambil intrakavernosa dapat membedakan priampismus jenis iskemik atau non iskemik.

Terapi

Prinsip terapi pada priapismus  adalah secepat mungkin  mengembalikan aliran darah pada korpora kavernosa yang dicapai dengan cara medikamentosa maupun operatif. Sebelum  tindakan agresif pasien diminta untuk melompat - lompat  dengan harapan terjadi diversi aliran darah dari kavernosa ke otot gluteus.

Pemberian kompres air es pada penis  atau enema larutan  garam fisiologis dingin dapat merangsang  aktivitas saraf simpatik  sehingga memperbaiki aliran darah ke kavernosa. Pemberian hidrasi  yang baik dan anestesi regional pada beberapa kasus  dapat menolong. Jika tindakan di atas tidak berhasil maka dapat dilakukan beberapa langkah berikut :
    • Aspirasi dan irigasi intrakavernosa : Aspirasi darah kavernosa  diindikasikan  pada priapismus non iskemik atau priapismus iskemik yang masih baru saja terjadi. Priapismus  iskemik derajat berat yang sudah terjadi  beberapa hari  tidak memberikan respon  terhadap aspirasi aspirasi dan irigasi obat ke dalam intrakavernosa; untuk itu perlu dilakukan tindakan operasi. Aspirasi  dikerjakan dengan memakai jarum scalp vein no 21. Aspirasi  sebanyak 10 - 10 ml darah intrakavernosa, kemudian dilakukan  instilasi 10 - 20 mikrogram  epinefrin yang dilarutkan dalam 1 ml  larutan NaCl tiap  5 menit sampai penis mengalami detumesensi. Jika dilakukan sebelum 24 jam  setelah serangan, hampir semua kasus dapat sembuh dengan cara ini.
    • Jalan pintas (shunting) keluar  dari korpora  kavernosa Tindakan  ini harus dipikirkan untuk mencegah timbulnya sindroma  kompartemen yang dapat  menekan  arteria kavernosa dan berakibat iskemia korpora kavernosa.
    • Beberapa tindakan pintas itu adalah (1) pintas korpora-granular sesuai yang dianjurkan oleh Winter atau Al Ghorab, (2) pintas korpora-spongiosum, dan (3) pintas safeno-kavernosum dengan membuat anastomosis antara korpus kavernosum dengan safena magna.
Winter Procedure

Pintas Korpora-Spongiosum


Anastomosis Kavernosa-Vena Safena Magna

No comments:

Post a Comment