Trauma Penis 1

Friday, March 5, 2010
Trauma yang mencederai penis dapat berupa trauma tumpul, trauma tajam, kena mesin pabrik, ruptur tunika albuiginea, atau satrangulasi penis. Pada trauma tumpul pada penis luka cukup dibersihkan aja dan dilakukan penjahitan primer.


Yang menjadi permasalahan pada trauma penis adalah jika terjadi amputasi total alias penisnya terpotong (para pembaca harap menjaga punyanya masing - masing karena ini adalah masa depan pria). Nah kalo udah terpotong gitu burung nya. Langkah yang harus dilakukan :
- Sebelum 1 jam ambil potongan burung/penis yang kena benda tajam itu
- Cuci dengan NaCl solution, dapat dibeli di apotik harganya Rp. 11.000,00
- Masukan ke kantong es lalu kirim ke rumah sakit rujukan

Ingat jika perdarahan belum bisa dihentikan, maka tekan bekas potongan penis/burung yang terpotong itu, pasang infus NaCl aja deh, kirim pasien bersama potongan burungnya. Ya didoain mudah  mudahan itu burung/penis dapat disambung lagi.

Fraktur Penis

Bagi lu - lu yang suka masturbasi harap hati - hati, ternyata penis tu bisa patah. Nah lu, gawat kalo gitu. Ini disebabkan oleh robeknya bagian di penis yang bernama Tunica albuginea. Bagi pasangan yang galak kalo bermain, hati - hati penis itu tidaklah sekuat baja. Akibat tertekuknya si burung penis menjadi bengkok dan timbul hematoma (kumpulan darah di jaringan)  disertai rasa nyeri yang luar biasa sekali.

Untuk mengetahui letak robekannya di mana maka perlu  menjalani pemeriksaan kavernosografi (siapin duit buat meriksa) yaitu memasukkan kontras  ke dalam korpus kavernosum dan kemudian diliat adanya aliran ekstravasasi kontras keluar dari tunika albuginea. Dari pada lu bingung, liat aja gambar di bawah ini :

Tindakan :
Eksplorasi robekan dengan sayatan sirkumsisi, lakukan pengangkatan hemotama. Lakukan penjahitan pada robekan Tunika Albuginea. Robekan yang cukup lebar  jika tidak dilakukan evakuasi hematoma dan penjahitan, menyebabkan terbentuknya jaringan ikat pada tunika yang menimbulkan perasaan nyeri pada penis dan bengkok sewaktu ereksi. Ingat kalo ada yang punya penis bengkok harap segera di bawa untuk direparasi mumpung belum ada jaringan ikatnya.. kalo sudah jaringan ikat ada repot ngurusnya.

Strangulasi Penis

Ini merupakan keadaan  jeratan pada pangkal penis  yang menyebabkan  terganggunya aliran darah  pada penis. Kalo sudah aliran darah terganggu maka jaringan kurang oksigen dan menjadi edema lalu nekrosis (jaringan mati). Nah say good bye to penis masa depan lu hilang. 

Jeritan ini dapat terjadi pada  orang dewasa atau anak - anak. Pada orang dewasa  penyebabnya  adalah jeratan berupa loham , tutup botol, atau karet yang biasanya dipasang pada penis nah tujuannya memperlama ereksi. Lu jangan cuba - cuba ini. 

Pada anak kecil  jeratan pada penis biasanya dipasang oleh ibunya untuk mencegah ngompol pada anaknya  atau secara tidak sengaja tali popok tu menjerat penis si bayi. Maka lu harus cepat menanggulangi hal ini dengan jalan melepaskan cincin  atau penjerat  yang melingkar pada penis. Karena edema yang begitu hebat, jeratan oleh cincin logam sulit untuk dilepaskan. Beberapa cara untuk melepaskan cincin yang menjerat batang penis adalah: (1) memotong logam itu dengan gerinda atau gergaji listrik, tetapi dalam hal ini energi panas yang ditimbulkan dapat merusak jaringan penis, (2) melingkarkan tali pada penis pada sebelah distal logam dan kemudian melepaskannya perlahan-lahan seperti pada Gambar 6-7, atau (3) melakukan insisi pada penis yang telah mengalami edema dengan tujuan membuang cairan (edema) sehingga logam dapat dikeluarkan.

Tehnik yang sebaiknya dilakukan adalah :

Cara melepaskan logam yang melingkar pada penis, a. Cincin logam melingkar di pangkal penis, b. Seutas tali dimasukkan di antara penis dan cincin, c. Bagian tali yang berada di sebelah distal penis dilingkarkan pada batang penis sehingga d. diameter penis di sebelah distal cincin lebih kecil daripada diameter lumen cincin, e. Perlahan-lahan cincin dapat ditarik ke luar dengan tetap menambah lingkaran tali pada penis, f. Cincin dapat dikeluarkan dari penis.

  

No comments:

Post a Comment