Varicocele

Thursday, March 11, 2010
Varikokel adalah dilatasi abnormal pada vena di pleksus pampiniformis sebagai akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini didapat pada 15% pria. Varikokel ternyata merupakan  salah satu penyebab infertilitas pada pria; dan didapatkan  21 - 41% pria yang mandul menderita varikokel.

Etiologi dan Anatomi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri sering dijumpai dibanding di sebelah kanan ( kurang lebih 70 - 93 % ). Hal ini disebabkan karena vena spermatika interna  kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus dan yang kanan bermuara pada  vena kava dengan arah miring. Di samping itu vena spermatika interna kiri lebih panjang daripada yang kanan dan katupnya lebih sedikit dan inkompeten.
Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral maka kita patut mencurigai adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renalis kanan, atau adanya situs inversus.

Patogenesis
Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui beberapa cara, antara lain :
  1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami hipoksia karena kurangnya oksigen.
  2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan prostaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
  3. Peningkatan suhu testis
  4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan zat - zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan, sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis testis kanan dan akhirnya infertilitas.
Gambaran Klinik dan Diagnosa
Pasien datang ke dokter dan mengeluh, biasanya belum mempunyai anak  setelah beberapa tahun menikah, atau  mengeluh adanya benjolan di atas testis  yang terasa nyeri.
Pemeriksaan dilakukan dengan posisi berdiri, perhatikan keadaan skrotum kemudian dipalpasi. Pasien dapat diminta melakukan manuver valsava . Jika terdapat varikokel maka pada inspeksi dan palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing - cacing di dalam kantong kantung yang berada di sebelah kranial testis.
Varikokel secara klinis dibagi menjadi 3 tingkatan :
  1. Derajat kecil yaitu varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien melakukan manuver valsava
  2. Derajat sedang yaitu varikokel yang dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava
  3. Derajat besar yaitu varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa melakukan manuver valsava
Terkadang sulit untuk menemukan varikokel secara klinis meskipun terdapat tanda - tanda yang menunjukkan varikokel, untuk itu pemeriksaan dengan stetoskop Doppler sangat membantu, karena alat ini dapat mendeteksi adanya peningkatan aliran darah pada pleksus pampiniformis. Varikokel yang sulit diraba ini secara klinis  disebut varikokel subklinik.
Konsistensi dan ukuran testis perlu diperhatikan dengan membandingkan testis kiri dan kanan. Untuk lebih obyektifnya dapat menggunakan orkiodometer. Pada beberapa keadaan mungkin kedua testis teraba kecil dan lunak , karena terjadi kerusakan sel - sel germinal.
Untuk menilai seberapa jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan pada tubuli seminiferi dilakukan pemeriksaan analisis semen. Menurut Mc Leod, hasil analisis semen pada varikokel menunjukkan pola stress yaitu menurunnya  motilitas sperma, meningkatnya jumlah sperma muda dan terdapat kelainan bentuk sperma.

Terapi
Masih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya melakukan operasi pada varikokel. Di antaranya berpendapat bahwa varikokel yang menimbulkan gangguan fertilitas atau spermatogenesis merupakan indikasi untuk mendapatkan suatu terapi.
Tindakan yang dikerjakan adalah : ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui laparoskopi atau varikokelektomi vara Ivanisevich, atau secara perkutan dengan memasukkan bahan sklerosing ke dalam vena spermatika interna.

Evaluasi
Pasca tindakan dilakukan evaluasi keberhasilan terapi, dengan melihat indikator
  • bertambahnya volume testis
  • perbaikan hasil analisis semen
  • pasangan itu menjadi hamil
Pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi pasca bedah vasoligasi tinggi dari Palomo didapatkan 80% terjadi perbaikan volume testis, 60 - 80% terjadi perbaikan analisis semen, dan 50% pasangan menjadi hamil.

5 comments:

Valens said...

Dear Dokter
Saya 36 th dan belum dikarunia keturunan. Saya sudah ke Dokter Andrologi dan dinyatakan varikokel tingkat 2, tapi beliau menyatakan tidak perlu dilakukan operasi. Hasil analisa sperma saya di bawah nilai normal mulai volume cuma 1,8 ml ,gerakan cepat 0%, yg lain normal. Yang diberi obat u-biqunion, fensipros, platof. yang saya mau tanya kenapa setelah minum obat, hasil analisa sperma saya kok tambah jelek.
Gimana jalan keluarnya?

terima kasih
val

MR GEDE said...

Sebaiknya pergi ke dokter spesialis urology, jangan dibiarkan berlarut - larut karena ini tidak hanya menyangkut soal sperma saja tetapi pengaruhnya pada produksi hormon testosteron. Apabila dibiarkan nanti dapat membuat kematian sel - sel induk penghasil sperma dan sel - sel Leydig penghasil hormon. Penanganannya memang seharusnya ini operasi, pada kerusakan testis yang belum parah, evaluasi dari pembedahan seharusnya didapatkan 80% perbaikan volume testis, 60 - 80% perbaikan analisa sperma, dan 50% pasien hamil.

MR GEDE said...

@Mustafri : seperti yang sudah saya sebutkan di komentar di atas dalam jangka panjang akan mengakibatkan penurunan kadar hormon testosteron yang akan menganggu ereksi penis dan libido sebagai pria

Ridy said...

Selamat siang dok, saya ksatria umur 21 thn belum menikah. Dok, seminggu yang lalu melakukan pemeriksaan hernia di sebuah rumah sakit swasta dan dinyatakan positif mengidap hernia dan verikokel. Alhasil pada hari yang sama saya diminta operasi (hernia dan verikokel). Setelah operasi dokter bedah saya memberikan botol kecil yang berisikan semacam daging panjangnya lebih kurang 5-10 cm. maaf waktu itu saya lupa menanyakan dengan jelas mengenai hal ini kpd dokter bedah tersebut. Saya sempat menanyakan kpd dokter yg sdng betugas katanya kemungkinan itu adlah pembuluh darah yang mengalami varises namun sepertinya dokter tersebut agak ragu-ragu. Kira kira apakah pembuluh darah penderita verikokel juga dipotong dok? atau potongan apa ya itu dok? Truz apakah nantinya akan ada efek samping pasca operasi terkait hal ini? terima kasih dok atas informasinya.

MR GEDE said...

Coba anda ceritakan gejala - gejala klinis yang anda alami sebelum anda dioperasi? Mengenai hasil operasi anda coba anda tanyakan ke dokter bedah yang bersangkutan... atau anda cari dokter urologi atau dokter bedah yang lain untuk second opinion

Post a Comment