Syphilis/Raja Singa

Wednesday, February 24, 2010

Deskripsi

 

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum bersifat kronis dan menahun. Penyebabnya bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit. Sifilis yang bersifat kronis merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai Raja Singa.

Bakteri kemudian menyebar ke kelenjar getah bening terdekat. Selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis juga bisa menginfeksi janin selama dalam kandungan dan menyebabkan cacat bawaan. Perlu diketahui, seseorang yang pernah terinfeksi sifilis tidak akan menjadi kebal dan bisa terinfeksi kembali.

Gejala

Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1-13 minggu setelah terinfeksi. Infeksi bisa menetap selama bertahun-tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia. Sedangkan pada fase laten dimana tidak nampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh-puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali muncul.

Luka primer di daerah genital/ tempat lain seperti di mulut. Pada lues sekunder kadang timbul kandiloma lata.  
Lues laten dan telah lama dapat mengenai organ – organ tubuh lainnya. Pemeriksaan serologis: reaksi wasermann dan VDRL. 
Kelahiran mati atau anak yang lalu dengan lues kongenital merupakan petunjuk bahwa ibu menderita sifilis. 

Klasifikasi :
Lues primer: 9-10 hr stlh terinsfeksi gejala: luka tdk nyeri di penis, bibir kemaluan/ mulut rahim 
Lues sekunder: bbrp bln stlh tahap 1 gejala: kulit bercak kemerahan, tdk gatal, pembesaran kel getah bening, kutil 
Lues laten: tdk ada keluhan 

Pengaruh sifilis terhadap kehamilan:

Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 16 kehamilan, dimana Treponema telah dapat menembus barier plasenta. Akibatnya kelahiran mati dan partus prematurus.
Bayi lahir dengan lues konginetal : pemfigus sifilitus, diskuamasi telapak tangan-kaki, serta kelainan mulut dan gigi.
Bila ibu menderita baru 2 bulan terakhir tidak akan terjadi lues congenital.

Pencegahan 

Menghindari hubungan seksual dengan penderita sifilis yang sedang dalam masa pengobatan. Jika sifilis sudah memasuki tahap laten maka perlu mengonsumsi obat anti bodi atas petunjuk dokter. Juga dianjurkan untuk tes darah. Selalu menggunakan kondom kalo mau jajan, lebih baik gak usah jajan daripada bingung - bingung.

Pengobatan

Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil atau pada triwulan I untuk mencegah penularan terhadap janin. Suami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wassermann dan VDRL, bila perlu diobati.

Terapi:

Suntikan penisillin G secara IM sebanyak 1 juta satuaan/ hr selama 8-10 hr. 
Obat peroral penisilin dan eritromisin. 
Lues konginetal pada neonatus : Penisillin G 100.000 satuan/ Kg BB.

    Gonorrhea

    Tuesday, February 23, 2010
    Gonorrhea atau di kalangan masyarakat umum dikenal dengan nama GO adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea. Penyakit ini terutama menyerang mereka yang suka ‘jajan’ a.k.a. suka bergonta ganti pasangan seksual. Karena sifat penularannya yang mudah dan cepat, maka seorang pengidap GO sudah mampu menularkan penyakitnya hanya dengan sekali berhubungan seksual.



    Gejala GO

    Pada wanita, GO tidak menimbulkan gejala apapun sehingga sering luput dari diagnosa dokter. Hal ini menyebabkan seorang wanita pengidap GO tidak menyadari dirinya terinfeksi lalu menularkannya ke orang lain.

    Sebaliknya pada laki laki, GO dapat menimbulkan gejala yang sangat hebat seperti rasa terbakar pada saat kencing, gangguan frekuensi kencing dan keluar nanah dari ujung penis. Bila GO tidak tertangani dengan baik maka pada laki laki dapat menimbulkan peradangan pada ‘pabrik’ sperma berupa epididymitis dan orchitis. GO juga sering menimbulkan gejala sistemik seperti rasa nyeri pada persendian, demam, bercak bercak pada kulit dan lain lain.

    Gejala GO juga bisa mengenai tenggorokan (faringitis) terutama bagi mereka yang gemar melakukan oral seks. Gejala pada anus juga bisa terjadi bila hubungan seksual dilakukan secara anal.

    Gejala GO pada laki laki akan timbul sekitar 4 sampai 8 hari setelah melakukan kontak seksual dengan penderita GO, walaupun terkadang pada beberapa kasus memerlukan waktu yang lebih panjang dari itu.

    Mendiagnosa GO

    Gonorrhea dapat dengan mudah didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis pada lendir atau nanah yang keluar dari penis. GO juga bisa didiagnosa dari biakan lendir yang berasal dari saluran kencing, anus atau tenggorokan. Pada pasien dengan gejala sistemik seperti nyeri pada sendi atau gejala pada kulit, kuman GO bisa dibiakan dari bahan darah. Saat ini beberapa metode tes diagnostik secara cepat sudah banyak dikembangkan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mendiagnosa GO menjadi lebih singkat.

    Pengobatan GO

    Pengobatan GO tanpa komplikasi, cukup dengan sekali suntikan ceftriakson 125mg. Sayangnya saat ini sudah banyak strain kuman GO yang resisten atau kebal terhadap beberapa jenis antibiotika. Beberapa antibiotika alternatif yang bisa menjadi pilihan adalah Cefixime 400mg, Ciprofloxacin 500mg, Ofloxacin 400mg, dan Levofloxacin 250mg yang diberikan dengan dosis tertentu setiap hari. Pengobatan GO sebaiknya dalam pengawasan dokter agar pengobatan berlangsung dengan tepat untuk mencegah terjadinya resistensi kuman.

    Perhatian

    Bila kebetulan yang menderita GO adalah pasangan suami istri dan selama menderita GO mereka melakukan hubungan seksual aktif maka keduanya harus berobat meskipun sang istri tidak menimbulkan gejala apapun. Hal ini untuk mencegah terjadinya ‘fenomena pingpong’ yaitu bila hanya suami yang diobati maka ia akan dapat tertular kembali oleh istrinya demikian sebaliknya.

    Mencegah GO

    Jangan suka bergonta ganti pasangan yang tidak jelas riwayat kesehatannya. Bila terpaksa melakukannya, gunakalah kondom yang memang dikhususkan untuk mencegah penularan penyakit seksual. Bila anda mengalami gejala GO, segeralah berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.



    Rabies Diagnosis Dan Tatalaksana

    Saturday, February 20, 2010
    Rabies merupakan salah satu penyakit infeksi pada manusia yang paling lama dikenal. Istilah rabies sudah dikenal sejak zaman Babilonia pada abad ke-23 SM dan Democritus  menulis secara jelas tentang hewan  yang menderita rabies pada tahun 500 SM. Tulisan tentang rabies pada manusia dengan gejala hidrofobia dibuat oleh Celsus pada abad pertama dan gejala klinis mengenai rabies ditulis secara jelas oleh dokter Italia bernama Fracastoro pada abad ke-16. Pada tahun 1880 Louis Pasteur mendemonstrasikan adanya infeksi pada susunan saraf pusat, sedangkan virus rabies sendiri baru dapat diperlihatkan dengan mikroskop elektron tahun 1960.

    Walaupun telah tersedia vaksin rabies yang efektif dan aman bagi manusia dan hewan sehingga rabies dapat dicegah (vaccine-preventable disease), sampai saat ini rabies masih menjadi masalah kesehatan penting di berbagai negara Asia, Afrika dan Amerika Latin mengingat ketersediaan vaksin dan imunoglobulin yang terbatas dan relatif mahal; sebagian besar pasien meninggal tanpa penanganan memadai. Boleh dikatakan rabies merupakan penyakit zoonosis mematikan yang terabaikan (neglected zoonotic disease). Tanggal 28 September telah ditetapkan oleh WHO sebagai hari rabies sedunia (World Rabies Day).

    EPIDEMIOLOGI

    Rabies ditemukan pada hampir semua negara di dunia, kecuali Australia, Inggris, sebagian besar Skandinavia, Islandia, Yunani, Portugal, Uruguay, Chili, Papua Nugini, Selandia Baru, Brunai, Jepang, Taiwan. Jumlah kematian karena rabies di seluruh dunia diperkirakan mencapai 55.000 orang per tahun dan terbanyak di negara Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Eurasia. Negara endemis rabies antara lain India, Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh, China, Filipina, Thailand, Indonesia, Meksiko, Brasilia, Amerika Serikat dan Amerika Tengah. Negara dengan kejadian rabies tertinggi di dunia  adalah India dengan 30.000 kasus kematian per tahun atau 3 : 100.000 penduduk. (1990 - 2002) kurang lebih 60 % dari kematian  karena rabies diseluruh dunia.

    Dari tahun 2004 sampai 2007 dilaporkan berturut-turut 1.308, 889, 1.708, 1.396 kasus gigitan hewan tersangka rabies di Indonesia. Kejadian sesungguhnya mungkin lebih besar karena sebagian pasien meninggal di rumah tanpa terdiagnosis. Di Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2001 sampai 2006 tercatat 15 kasus kematian karena rabies (data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur).

    Di Indonesia hewan penggigit yang paling banyak adalah anjing (90 %), kucing (6 %), monyet dan lain-lain (4 %). Penelitian di India menunjukkan hewan penggigit adalah anjing (96,2 %), kucing (1,7 %), hewan lain (2,1 %).2 Di Brazilia hewan penggigit terbanyak adalah serigala, anjing, kucing dan kelelawar.12 Pada bulan Juli - September 2005 dilaporkan 6 kematian karena rabies yang disebabkan oleh gigitan kelelawar vampir (Desmodus rotundus) di daerah pedesaan Alto Turi, Provinsi Maranhao, Brazilia; di daerah ini gigitan kelelawar vampir sering terjadi (3,9 % populasi atau lebih dari 900 orang selama tahun 2004). Harijanto dari Sulawesi Utara mendapatkan bahwa kasus
    rabies paling banyak terjadi karena gigitan anjing di ekstremitas bawah. Penelitian di India yang mencakup lebih dari 9.000 kasusselama 10 tahun menunjukkan lokasi gigitan terbanyak adalah ekstremitas bawah (56,2 %), ekstremitas atas (20,9 %) dan tangan (17,0 %), lokasi lain adalah kepala/ leher (11,5 %), badan (1,7 %), lain-lain (2,1 %).

    PATOGENESIS

    Masa inkubasi virus rabies sangat bervariasi, mulai dari 7 hari sampai lebih dari 1 tahun, rata-rata 1-2 bulan, tergantung jumlah virus yang masuk, berat dan luasnya kerusakan jaringan tempat gigitan, jauh dekatnya lokasi gigitan ke sistem saraf pusat, persarafan daerah luka gigitan, sistem kekebalan tubuh. Pada gigitan di kepala, muka, leher 30 hari; gigitan di lengan, tangan, jari tangan 40 hari; gigitan di tungkai, kaki, jari kaki 60 hari. Penelitian epidemiologis di India menunjukkanpada gigitan di ekstremitas bawah masa inkubasi 15 - 545 hari (rata-rata 75 hari), sedangkan gigitan pada tangan 8 - 360 hari (rata-rata 60 hari), gigitan pada badan rata-rata 45 hari, dan gigitan pada kepala/wajah 12 - 180 hari (rata-rata 22 hari).

    Masa inkubasi kebanyakan 31 - 90 hari (53,2 %), 15 - 30 hari (17,9 %), 91 - 180 hari (14,0 %), masa inkubasi antara 0 - 14 hari 5,1 %, 181 - 365 hari 5,1 %, lebih dari 1 tahun 4,7 %. Data menunjukkan 85 % kasus masa inkubasinya antara 2 minggu sampai 6 bulan. Penelitian lain di Bangalore, India menunjukkan 95 % kasus masa inkubasinya < 6 bulan.

    Penyebaran virus secara sentripetal melalui endoneurium sel Schwann dan aliran aksoplasma, mencapai ganglion dorsalis dalam waktu 60 - 72 jam. Selanjutnya virus menyebar dengan kecepatan 3 mm/ jam menuju SSP (otak dan medula spinalis) melalui cairan serebrospinal. Di otak virus memperbanyak diri di semua neuron, kemudian bergerak ke perifer dalam serabut saraf eferen, saraf volunteer maupun saraf otonom, selanjutnya mencapai otot skeletal, otot jantung, medula adrenal, ginjal, mata, pankreas. Pada tahap berikutnya virus akan terdapat pada kelenjar ludah, kelenjar lakrimalis, sistem respirasi, urin dan air susu.

    MANIFESTASI KLINIS

    Dibagi menjadi 4 stadia: stadium 1 prodromal tidak khas; stadium 2 seperti ensefalitis akut; stadium 3 ensefalitis rabies; stadium 4 kematian. Stadium prodromal berlangsung 1 - 4 hari, ditandai demam, nyeri kepala, malaise, nyeri otot, lelah, anoreksia, mual, muntah, nyeri tenggorok, batuk. Bila disertai parestesi dan fasikulasi di tempat inokulasi virus, harus dicurigai infeksi rabies.

    Sensasi ini ditemukan pada 50-80 % pasien, berhubungan dengan multiplikasi virus di jaringan saraf ganglion dorsalis. Pada stadium 2 terjadi gejala neurologis akut khas furious (buas) bila mengenai midbrain dan medula spinalis atau sebagian kecil paralitik (atipikal) bila mengenai medula spinalis saja. Kasus paralitik dilaporkan dari Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk
    Indonesia. Di India diperkirakan 20 % kasus rabies bermanifestasi paralitik.

    Tipe paralitik ditandai kelemahan umum, parestesi, demam, kesulitan menelan dan sesak napas, tanpa agitasi. Pada bentuk furious, pasien menjadi hiperaktif, halusinasi, agitasi, menggigit, diselingi periode tenang. Timbul bermacam-macam fobia karena rangsang luar seperti hidrofobia (khas untuk rabies), aerofobia, fotofobia.

    Pada stadium 3 timbul gangguan fungsi SSP ditandai diplopia, hipersalivasi, gangguan menelan, gerakan involunter, fluktuasi suhu tubuh, dan dapat terjadi orgasme spontan. Selain itu didapatkan gejala otonomik seperti hipertermi, takikardi, hipertensi, hipersalivasi. Meskipun sering kejang, pasien biasanya tetap sadar. Gejala eksitasi dapat berlanjut sampai pasien meninggal. Kematian
    pada stadium ini terjadi karena gagal napas akibat kontraksi hebat otot-otot pernapasan atau keterlibatan pusat pernapasan dan henti jantung akibat stimulasi nervus vagus. Apabila pasien tidak meninggal pada stadium ini, pasien akan masuk stadium paralisis yang ditandai demam, nyeri kepala, paralisis ekstremitas yang digigit, mungkin difus atau simetris atau dapat menyebar  asendens seperti sindrom Guillain Barre, kaku kuduk, kesadaran menurun, disorientasi, stupor dan akhirnya koma.

    Koma dapat terjadi dalam 10 hari setelah gejala rabies tampak, berlangsung beberapa jam sampai berbulan-bulan dan akhirnya meninggal karena kelumpuhan otot pernapasan. Pada stadium koma dapat terjadi berbagai komplikasi seperti peningkatan tekanan intrakranial, kelainan hipotalamus berupa diabetes insipidus dan SAHAD, hipertensi atau hipotensi, hipertemi atau hipotermi, rabdomiolisis, apnea, aritmia, henti jantung.

    Penelitian di India menunjukkan hidrofobia pada 95,7 % pasien, aerofobia 66,4 %, fotofobia 33,2 % dan paralisis 21,3 %. Suatu keadaan menyerupai rabies adalah rabies histerik yaitu reaksi psikologis orang-orang yang kontak dengan hewan atau pasien yang diduga mengidap rabies. Orang rabies histerik akan menolak minum air (pseudohidrofobia) sedangkan pasien rabies sering merasa haus dan pada awalnya menerima air dan minum, namun terjadi spasme laring.

    Kriteria diagnosis rabies (WHO) adalah kasus suspek (berdasarkan gambaran klinis saja), kasus probable (kasus suspek plus riwayat kontak dengan hewan pengidap rabies), kasus confirmed Pemeriksaan penunjang: isolasi virus dari saliva, apusan tenggorok, trakea, kornea, cairan serebrospinal, urin; deteksi RNA virus melalui reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR);
    deteksi neutralizing antibody dalam serum pasien yang tidak divaksinasi; pemeriksaan indirect fluorescent antibody test, rapid fluorescent focus inhibition test (RFFIT) untuk deteksi antibodi spesifik (di Amerika Serikat sebagai tes standard, hasilnya dapat diperoleh dalam 48 jam); pemeriksaan fluorescent antibody test (FAT) untuk identifikasi antigen virus rabies di jaringan otak,  cairan serebrospinal, urin; pemeriksaan histopatologis untuk mendapatkan negri bodies, suatu badan asidofilik berbentuk bulat dengan butir-butir basofilik di dalamnya, di jaringan otak (positif pada 71 - 90 % pasien rabies).

    Rabies harus dipikirkan pada semua pasien dengan gejala neurologis dan psikiatris akut atau gejala laringofaringeal yang tidak bisa dijelaskan, khususnya bila terjadi di daerah endemis atau orang yang digigit hewan di daerah endemis rabies.

    Diagnosis banding rabies antara lain ensefalitis virus herpes, enterovirus, arbovirus (misal virus West Nile, Japanese encephalitis), virus Nipah. Rabies paralitik harus dibedakan dari sindrom Guillain Barre, poliomielitis, ensefalitis virus, ensefalitis postvaksinasi. Ensefalitis post-vaksinasi biasanya karena pemberian VAR generasi lama yaitu nerve  tissue vaccine (1 : 200 - 1 : 1600)
    yang sejak tahun 2005 tidak diproduksi lagi.

    PENATALAKSANAAN

    Penanganan meliputi isolasi pasien untuk menghindari rangsangan yang menimbulkan spasme otot dan mencegah pe-nularan; penanganan luka dengan pencucian, desinfeksi, debridement, pemberian tetanus toksoid atau tetanus imunoglobulin serta antibiotik; pemberian vaksin anti rabies (VAR) dan atau serum anti rabies (SAR); terapi simptomatik dan suportif seperti pemberian sedatif, analgetik, antikonvulsan; terapi terhadap komplikasi respirasi dan kardiovaskuler seperti pemasangan ventilator, defibrilasi. Vaksin rabies dianjurkan diberikan pada semua orang dengan riwayat kontak dengan hewan
    pengidap rabies, kecuali kontak hanya jilatan pada kulit utuh. Vaksin rabies yang lazim saat ini adalah tissue culture vaccine, suatu inactivated vaccine yang ditumbuhkan pada kultur sel seperti human diploid cell vaccine (HDCV), diproduksi sejak tahun 1964 dengan nama dagang Imovax®, purified vero cell
    rabies vaccine (PVRV), diproduksi mulai tahun 1985 dengan nama Verorab®, purified chick embryo cell vaccine (PCEC) dengan nama Rabipur® yang mulai dipasarkan tahun 1985. Vaksin generasi lama seperti suckling mouse brain vaccine (SMBV), suatu nerve tissue vaccine dan duck embryo vaccine (DEV), suatu non-nerve tissue vaccine, tidak digunakan lagi karena dapat menimbulkan komplikasi ensefalomielitis post-vaksinasi dan reaksi anafilaksis. Namun demikian nerve tissue vaccine masih diproduksi dan dipergunakan di beberapa negara Asia. WHO merekomendasikan pemberian VAR secara intramuskuler pada otot deltoid atau anterolateral paha 0,5 ml pada hari 0, 3, 7, 14, 28 (regimen Essen), sedangkan Depkes RI menganjurkan pemberian tiga kali pada hari 0, 7, 21 (regimen zagreb).8,21

    Karena mahalnya harga vaksin, di Thailand digunakan regimen Thai Red Cross Intradermal (TRC-ID), dengan pemberian 0,1 ml intradermal 2 dosis pada hari 0, 3, 7 kemudian 1 dosis pada hari 28 dan 90.22 Jika sudah mendapat vaksin rabies dalam 5 tahun terakhir, bila digigit anjing tersangka rabies, vaksin diberikan hanya 2 dosis yaitu hari 0 dan 3, namun bila gigitan dikategorikan berat, vaksin diberikan lengkap. VAR dapat diberikan pada ibu hamil atau bayi. SAR diberikan pada orang dengan luka gigitan multipel, luka lebar dan dalam,
    jilatan pada mukosa, luka di leher dan kepala, jari tangan atau kaki, atau di genitalia. Human rabies immune globulin (BayRab®, Imogam®) diberikan dengan dosis tunggal 20 IU/ kgBB : setengah dosis infiltrasi daerah sekitar luka dan setengah dosis intramuskuler di tempat yang berlainan dengan suntikan VAR, diberikan pada hari yang sama dengan dosis pertama VAR.

    Pemberian VAR maupun SAR dapat menimbulkan efek samping ringan lokal maupun sistemik seperti nyeri, eritema, edema tempat suntikan, demam, nyeri kepala, mual, nyeri otot, nyeri sendi. Pada pemberian HDCV gejala seperti sindrom Guillain Barre sangat jarang terjadi, sedangkan ensefalomielitis tidak
    pernah dilaporkan lagi pada pemberian PVRV.1 Reaksi anafilaksis sangat jarang.

    Dalam dekade terakhir ini tidak ada perkembangan yang berarti dalam penanganan infeksi rabies. Jackson dkk menuliskan perlunya penanganan rabies secara lebih agresif dengan pemberian VAR, SAR, ribavirin, interferon alfa dan ketamin.

    PROGNOSIS

    Kematian karena rabies boleh dikatakan 100 % bila virus sudah mencapai sistem saraf. Dari tahun 1875 sampai 1972 dilaporkan 10 pasien sembuh dari rabies namun sejak tahun 1972 sampai sekarang belum ada pasien rabies yang dilaporkan hidup.

    Berbagai penelitian dari tahun 1986 sampai 2000 yang melibatkan lebih dari 800 kasus gigitan anjing rabies yang segera mendapat VAR dan SAR menunjukkan angka survival 100 %. Data dari India yang dikumpulkan dari 22 rumah sakit di 18 negara bagian selama tahun 1992 - 2002 (> 9000 kasus rabies), menunjukkan hanya 20,9 % pasien mendapat VAR dan hanya 1,3 % mendapat SAR, 40,5 % pasien tidak mendapatkan terapi sama sekali; hanya 55,8 % pasien yang sempat dirawat di rumah sakit dan 50,6 % pasien dilaporkan meninggal di rumah. Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2001 - 2006 menunjukkan 1.617 kasus gigitan anjing yang dilaporkan dan 855 (52,9 %) pasien mendapat VAR.

    PENCEGAHAN

    Diperlukan kontrol terhadap hewan pengidap rabies dan anjing liar, vaksinasi hewan peliharaan yang berpotensi terkena rabies, vaksinasi profilaksis (pre-exposure immunization) pada individu berisiko tinggi terpapar virus rabies seperti dokter hewan, pekerja di kebun binatang, petugas karantina hewan, penangkap binatang, petugas laboratorium penelitian yang bekerja dengan virus rabies dan wisatawan ke daerah endemis rabies seperti Meksiko, Thailand, Filipina, India, Sri Lanka.

    Beberapa penelitian menunjukkan risiko rabies karena gigitan anjing di daerah endemis 1- 3,6 : 1000 wisatawan/ bulan. Vaksinasi profilaksis diberikan secara intramuskuler (0,5 ml) pada hari 0, 7 dan 28 lalu booster setelah 1 tahun dan tiap 5 tahun.

    Dosis VAR pada anak sama dengan orang dewasa. Pada wanita hamil dan menyusui sebaiknya vaksinasi profilaksis ditunda. Efektifitas vaksin dilaporkan mencapai 100 %. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah pencucian luka secara benar dan pemberian segera VAR dan SAR pada pasien yang mengalami gigitan hewan pengidap rabies karena bila virus sudah mencapai sistem saraf kematian mencapai 100 %.



    Penyakit atau Guna - Guna I

    Saturday, February 13, 2010
    Pada hari ini saya mendapatkan pasien yang menderita penyakit kulit. Menurut saya dia menderita yang dinamakan dermatitis yaitu radang kulit karena alergi. Pasien itu mengatakan bahwa sebelumnya dia sudah pernah menderita penyakit yang sama beberapa tahun yang lalu dan sudah berobat ke dokter umum dan akhirnya karena tidak sembuh - sembuh dia pergi ke dokter spesialis kulit kelamin dan mendapatkan obat di sana ternyata obat tersebut sama sekali tidak manjur. Spesialis Kulit Kelamin tersebut akhirnya memberikan rujukan ke laboratorium untuk periksa darah ternyata hasilnya normal.
    Akhirnya karena tidak ada hasil dalam pengobatan pasien memutuskan untuk pergi mencari ahli spiritualitas dan mendapatkan pengobatan di sana. Alhasil penyakit pun sembuh dan si ahli spiritualitas menyebutkan bahwa ini guna - guna dan dapat menyebabkan luka dalam. Pertanyaannya adalah :

    Bagaimana cara membedakan penyakit dengan guna - guna ilmu hitam dari orang

    SAKIT KEPALA

    Friday, February 12, 2010

    Mungkin dari beberapa kita pernah mengalami sakit kepala. Sakit kepala hanyalah suatu gejala dari penyakit yang berada di kepala. Penyebab sakit kepala ini bermacam - macam. Adapun penyebab itu dapat dibagi menjadi :
    - Trauma kepala
    - Ketegangan dari otot - otot kepala
    - Tumor otak yang mendesak ruang kepala
    - Pelebaran dan penyempitan pembuluh darah
    - Stroke
    - Perubahan kadar hormon pada wanita
    Kadang - kadang bagi sebagian orang, sakit kepala diartikan sebagai pusing. Pusing adalah suatu keadaan yang meliputi kondisi di bawah ini :
    - Vertigo
    - Ketidakseimbangan/perasaan goyang
    - Perasaan mau jatuh
    Jadi jika anda menemui hal - hal di atas mungkin langkah pertama yang anda lakukan adalah membeli obat seperti Paramexx dan sejenisnya. Untuk sementara waktu obat ini dapat menghilangkan rasa nyeri kepala tersebut. Tetapi jika nyeri tersebut tidak hilang maka sebaiknya anda perlu konsultasi ke dokter.

    PHOTO ABIANBASE

    Desa Abianbase, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.

    Pada gambar di samping kiri tampak gedung pusat pemerintahan kabupaten Badung








    Desa Abianbase, tampak photo perumahan, pertokoan, dan persawahan












    Gereja Kristen Protestan di Bali
    Jemaat Galang Ning Hyang Abianbase. Arsitektur gereja ini memiliki perpaduan antara Bali dan Barat.
    Memiliki jemaat sebanyak 137 kk











    Jalan Raya Abianbase. Di sini sangat padat saat jam masuk kerja dan jam pulang kerja













    Komplek pertokoan di desa Abianbase




























    Desa Abianbase

    Abianbase adalah desa di kecamatan Mengwi, Badung, Bali, Indonesia. Abianbase dulu merupakan salah satu desa yang sepi, semenjak dibangunnya jalan raya Abianbase yang menghubungkan antara jalan Raya Kapal dengan Dalung maka desa ini semakin berkembang dengan pesat. Desa Abianbase ini berada sangat dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Badung yang berada di Sempidi. Pada pertigaan jalan Raya Abianbase dan jalan Raya Kapal terdapat sebuah rumah sakit Kapal yang telah menjadi Rumah Sakit Kabupaten Badung. Pada saat ini karena pertumbuhan pembangunan yang sangat cepat di daerah Abianbase menyebabkan banyak areal persawahan di wilayah ini telah berubah menjadi area pertokoan, perumahan, dan pasar. Bertambahnya perumahan dan pertokoan ini sebagai akibat banyaknya pendatang yang bermukim di Abianbase. Kalau dikatakan sebagai desa sebenarnya ini tidaklah salah karena Abianbase adalah desa yang menjadi wilayah perkotaan di Kabupaten Badung. Hal ini terjadi semenjak pusat pemerintahan Kabupaten Badung dipindahkan ke Sempidi.

    Fasilitas di Abianbase yang tersedia bagi masyarakat adalah pasar Abianbase yang merupakan pasar swasta di sini, laundry, pom bensin, beberapa rumah makan, counter hp, tempat peribadatan seperti Pura dan Gereja, salon, dan toko - toko yang menyediakan berbagai macam kebutuhan yang terletak di sepanjang Jalan Raya Abianbase. Di Abianbase ini juga terdapat sekolah Bina Insan Mandiri Sejahtera dan Taman Kanak - Kanak Harapan, juga terdapat beberapa sekolah dasar negeri. Beberapa fasilitas olahraga yang ada di lingkungan Abianbase adalah lapangan sepakbola dan lapangan bola voli yang juga dapat digunakan untuk olahraga jogging. Lapangan bulutangkis terdapat di halaman - halaman rumah penduduk.

    Saat ini karena semakin banyak tanah persawahan di desa Abianbase yang digunakan untuk pembangunan perumahan dan pertokoan, maka harga tanah semakin mahal di desa ini. Untuk 1 are di pinggir jalan harga tanah saat ini mencapai 150 -250 juta tergantung lokasi di mana tanah itu berada. Harga yang begitu tinggi ini disebabkan oleh karena lokasi Abianbase yang dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Badung dan tidak adanya keinginan dari masyarakat Abianbase untuk menjual tanah mereka karena bagi mereka tanah adalah suatu aset yang bernilai tinggi dan harganya selalu naik.

    Banjar - Banjar di Desa Abianbase

    Di Abianbase ini terdapat beberapa banjar, banjar itu antara lain :
    Banjar Gede
    Banjar Semate
    Banjar Gaduh
    Banjar Dangin Yeh

    Gereja Kristen Protestan di Bali Jemaat Galang Ning Hyang

    Gereja Kristen Protestan di Bali Galang Ning Hyang adalah gereja yang terletak di Abianbase dan didirikan pada tanggal 1 Desember 1943. Jemaat ini memiliki 150 kepala keluarga. Persekutuan jemaat di gereja ini dibagi dalam beberapa kelompok/wilayah antara lain :
    Wilayah Semate/Gaduh
    Wilayah Dalang
    Wilayah Delod Rurung
    Wilayah Dajan Rurung
    Wilayah Dauh Jalan
    Jemaat dari GKPB Galang Ning Hyang sebagian besar memiliki profesi wiraswasta, pegawai negeri, dan petani.

    Bank Yang Terdapat di Abianbase :

    Bank Perkreditan Rakyat Sapta Christy
    Bank Sinar Cabang Kas Pembantu Abianbase
    Bank Perkreditan Rakyat Mayun

    Tempat Makan :

    Di Abianbase pada malam hari terdapat beberapa pedagang yang menjajakan makanannya seperti
    pecel lele, sate ayam, nasi goreng, sate dan gule kambing. Tempat makan tersebut sangat mudah dijumpai di sepanjang jalan raya Abianbase
    Babi guling dan lawar dapat dijumpai di Abianbase. Babi guling dan lawar ini terdapat di dua tempat yaitu di dekat pasar Abianbase dan pom bensin Abianbse.

    Apotik di Abianbase meliputi :

    Apotik Mitra Farma
    Apotik Abianbase

    KOTA PALANGKARAYA

    Thursday, February 11, 2010
    Palangkaraya 2010

    Palangkaraya 2010

    Bundaran Besar Palangkaraya Pada Waktu Siang
    Kota Palangkaraya Malam Hari
    Kota Palangka Raya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Kota ini memiliki luas wilayah 2678,51 km² dan berpenduduk sebanyak 168.449 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 62,89 jiwa tiap km² (sensus 2003). Sebelum otonomi daerah pada tahun 2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2 kecamatan : Pahandut dan Bukit Batu. Kini secara administratif, Kota Palangka Raya terdiri atas 5 kecamatan, yakni : Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau, dan Rakumpit.
    Aquaris Hotel, Gedung Tertinggi di Palangkaraya
    Bundaran Kecil Palangkaraya
    Palangkaraya, 2005
    Pada masa sekarang ini, kota Palangkaraya kian menggeliat dalam usahanya untuk 'mengejar' ketertinggalannya dari ibukota provinsi lain di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur yang 'menjamur' di berbagai sudut kota. Sebagai contohnya bandara yang sekarang dalam proses perpanjangan runway, yang nantinya direncanakan dapat didarati oleh pesawat yang lebih besar, seperti Airbus. Juga terlihat dari pembangunan pelabuhan baru, yang rencananya berlokasi di sekitar bawah Jembatan Kahayan, menggantikan pelabuhan lama di Pahandut. Peranan swasta juga tidak lepas dalam proses pembangunan kota ini. Hal ini dapat dilihat dari dibangunnya 2 rumah sakit baru, masing-masing milik PKU Muhammadiyah dan RS Katolik, hal ini tentu saja sangat membantu bagi masyarakat Palangkaraya sendiri di dalam bidang kesehatan.
    Dari segi pendidikan pun sekarang Palangkaraya mulai berbenah. Saat ini, di Palangkaraya terdapat satu universitas negeri, yaitu
    Universitas Palangkaraya (Unpar). Pembenahan yang dilakukan Unpar, yang tidak lepas peranannya dari pemerintah daerah adalah dengan rencana Unpar untuk mendirikan Fakultas Kedokteran yang seyogyanya pada tahun 2009 ini sudah berdiri. Hal ini jelas sangat membantu bagi para calon mahasiswa yang ingin berkuliah di Fakultas Kedokteran, karena dengan berdirinya Fakultas Kedokteran di Unpar maka para calon mahasiswa tidak perlu lagi jauh-jauh pergi bersekolah ke Pulau Jawa atau minimal ke Banjarmasin karena di kota sendiri juga sudah terdapat Fakultas Kedokteran. Pembenahan lain yang dilakukan oleh Unpar adalah dengan mengirim para dosennya untuk melanjutkan studi ke Pulau Jawa yang tentunya nanti akan sangat berpengaruh bagi kualitas pendidikan di Unpar sendiri.
    1957 (UU Darurat No. 10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di tepi Sungai Kahayan. Palangka Raya merupakan kota dengan luas wilayah terbesar di Indonesia.[1] Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutan lindung, Konservasi Alam, serta Taman Nasional Tangkiling.
    Kota Palangka Raya yang dikelilingi oleh banyak pepohonan menjadikan kota ini mempunyai nuansa seperti gabungan antara hutan, perkotaan dan pedesaan

    Kota ini memiliki beberapa bundaran. Salah satunya adalah
    Bundaran Besar yang menjadi pusat kota Palangka Raya ini. Pada waktu malam Minggu Bundaran Besar ini sangat ramai dikunjungi oleh warga kota sebagai tempat refreshing dan disitu pula terdapat pedagang - pedagang yang menjajakan makanan. Pada hari Minggu pagi bundaran besar dipenuhi oleh warga kota yang berolahraga jogging.
    Di Bundaran Besar ini terdapat
    Mal Palangkaraya yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di kota ini dan gedung Batang Garing Bussiness Centre yang merupakan gedung berlantai 5 yang memiliki menara radio di kota Palangka Raya ini.

    Jika hal diatas berjalan dengan lancar, maka dengan sendirinya berpengaruh pula kepada kehidupan sosial di kota Palangkaraya. Karena dengan 'naiknya' nama Unpar maka akan otomatis menarik minat bagi para calon mahasiswa khususnya dari kabupaten untuk berkuliah di Unpar. Dengan banyaknya mahasiswa yang datang ke Palangkaraya, otomatis akan menambah daya tarik kota Palangkaraya, serta berpengaruh kepada kehidupan ekonomi warga kota.